Pagi ini saya membaca sebuah berita mengenai penistaan agama lagi, kali ini korbannya adalah Joshua Suherman yang melakukan Stand Up Comedy dengan menertawakan agama. Di Indonesia ini, isu mengenai agama sangat laku bahkan sampai masuk ke ranah politik. Terbukti Beberapa bulan yang lalu ada yang memenangkan pemilihan gubernur dengan isu agama. Kita tahu siapa yang menyebar isu agama itu.
Kemudian beberapa hari yang lalu Joshua Suherman seperti tidak memperdulikan isu agama. Dalam sebuah Stand Up Comedy, dia seperti menertawakan Kenapa kaum minoritas selalu kalah. Kaum minoritas di sini adalah orang-orang non-muslim, sedangkan kau mayoritas adalah orang-orang muslim.
Lebih jelasnya silakan lihat video Dibawah ini mumpung belum dihapus. Kabarnya video ini digunakan sebagai barang bukti untuk melaporkan Joshua Suherman karena tuduhan dugaan penistaan agama.
Menurut saya, tidak seharusnya Joshua Suherman menarik agama ke dalam Stand Up Comedy. Memang Stand Up Comedy itu adalah ekspresi seseorang, yang tujuannya untuk melucu, membuat orang lain tertawa dan bahagia. Sedangkan agama seharusnya tidak boleh digunakan untuk bahan lelucon.
Agama itu adalah jalan hidup, dan tidak seharusnya kita saling menghina dalam masalah agama. Apa yang dilakukan oleh Joshua Suherman hanyalah menertawakan diri sendiri dan kaumnya, mungkin lebih tepat dia menertawakan sebuah sistem yang mana Apapun yang terjadi kaum mayoritas selalu menang. Seharusnya dia juga melihat bahwa, dia hidup di dalam kaum mayoritas, tentu saja sudah menjadi hukum alam bahwa kaum minoritas akan kalah dengan kaum mayoritas.
Bukan masalah benar atau salah, tetapi masing-masing kaum memiliki ukuran kebenaran sendiri. Dan tidak bisa standar itu ditukar atau dibanding-bandingkan.
Tapi, apakah Joshua Suherman bisa dituduh sebagai penista agama? Saya rasa tidak, dia tidak menghina agama hanya membicarakan sistem yang berjalan saat ini. Itu hanyalah ekspresi bukanlah penghinaan. Menurut saya, orang-orang yang menista agama adalah mereka yang menggunakan kata lain untuk kepentingan pribadi dan golongan. Mereka tidak menjalankan agama ini dengan benar dan hanya menggunakan agama ini untuk mewujudkan Ambisi.
Sekarang ini banyak orang menggunakan agama untuk menarik simpati, seperti dalam politik, kekuasaan, pengerahan massa dan lain-lain. Mereka mengiming-imingi dengan surga
Kemudian beberapa hari yang lalu Joshua Suherman seperti tidak memperdulikan isu agama. Dalam sebuah Stand Up Comedy, dia seperti menertawakan Kenapa kaum minoritas selalu kalah. Kaum minoritas di sini adalah orang-orang non-muslim, sedangkan kau mayoritas adalah orang-orang muslim.
Lebih jelasnya silakan lihat video Dibawah ini mumpung belum dihapus. Kabarnya video ini digunakan sebagai barang bukti untuk melaporkan Joshua Suherman karena tuduhan dugaan penistaan agama.
Menurut saya, tidak seharusnya Joshua Suherman menarik agama ke dalam Stand Up Comedy. Memang Stand Up Comedy itu adalah ekspresi seseorang, yang tujuannya untuk melucu, membuat orang lain tertawa dan bahagia. Sedangkan agama seharusnya tidak boleh digunakan untuk bahan lelucon.
Agama itu adalah jalan hidup, dan tidak seharusnya kita saling menghina dalam masalah agama. Apa yang dilakukan oleh Joshua Suherman hanyalah menertawakan diri sendiri dan kaumnya, mungkin lebih tepat dia menertawakan sebuah sistem yang mana Apapun yang terjadi kaum mayoritas selalu menang. Seharusnya dia juga melihat bahwa, dia hidup di dalam kaum mayoritas, tentu saja sudah menjadi hukum alam bahwa kaum minoritas akan kalah dengan kaum mayoritas.
Bukan masalah benar atau salah, tetapi masing-masing kaum memiliki ukuran kebenaran sendiri. Dan tidak bisa standar itu ditukar atau dibanding-bandingkan.
Tapi, apakah Joshua Suherman bisa dituduh sebagai penista agama? Saya rasa tidak, dia tidak menghina agama hanya membicarakan sistem yang berjalan saat ini. Itu hanyalah ekspresi bukanlah penghinaan. Menurut saya, orang-orang yang menista agama adalah mereka yang menggunakan kata lain untuk kepentingan pribadi dan golongan. Mereka tidak menjalankan agama ini dengan benar dan hanya menggunakan agama ini untuk mewujudkan Ambisi.
Sekarang ini banyak orang menggunakan agama untuk menarik simpati, seperti dalam politik, kekuasaan, pengerahan massa dan lain-lain. Mereka mengiming-imingi dengan surga
