Senin, 24 Juli 2017

Misteri Sunda Besar Dan Jawa Besar Terungkap, Ternyata Faktanya Seperti Ini...

Pada tahun 1570, seorang geografer sekaligus kartografer yang berasal dari Belgia pernah menerbitkan sebuah peta yang berjudul Indiae Orientalis. Peta ini menggambarkan Nuswantara, atau yang sekarang disebut sebagai Indonesia pada masa itu.

Ada juga sebuah peta yang diterbitkan pada tahun 1598 oleh Willem Lodewijcksz. Ia adalah seorang kartografer. Petanya lebih khusus ke wilayah Asia Tenggara. Sayangnya, ia tidak menampilkan pulau Jawa (Jawa Besar) secara utuh karena sisi sebelah selatannya terpotong oleh pembatas bingkai di sisi bawah.

Dua tokoh tersebut adalah kartografer yang sangat tertarik dengan cerita-cerita yang dikisahkan oleh para petualang tiap kali merintis perjalanan ke dunia timur. Salah seorang petualang yang sangat terkenal adalah Marco Polo. Ia merupakan petualang yang berasal dari Venesia. Perjalanan dan petualangannya sering menjadi acuan dan referensi bagi para kartografer.

Misteri Sunda Besar Dan Jawa Besar Terungkap, Ternyata Faktanya Seperti Ini... - Peta Dunia
Dok. Istimewa: Peta dunia.

Berdasarkan kisah dan kesaksian Marco Polo, pulau Jawa Besar seharusnya pantas disebut sebagai pulau terbesar di dunia. Mungkin jika menggunakan istilah sekarang, bisa disebut dengan benua. Bukan cuma Marco Polo saja yang mengatakan demikian, tetapi para pelaut yang tahu banyak tentang hal itu pun mengamininya.

Oleh sebab itu, para petualang sekaligus penjelajah dari Portugis yang mengunjungi Nuswantara sebelum masa kedatangan Belanda, memiliki persepsi sendiri tentang pulau Jawa. Sehingga, banyak pelaut Portugis yang mengurungkan niat untuk berpetualang di wilayah Jawa bagian selatan.

Seorang politikus yang merupakan seorang pelaut bernama Francis Drake juga menggambar wilayah selatan Jawa. Pelaut ini berkeliling dunia dari tahun 1577 hingga tahun 1580. Ia menggambar Jawa bagian selatan dengan memberikan garis putus-putus. Tetapi untuk teluk kawasan pelabuhan, ia memberikan garis yang tegas.

Sejak terbitnya peta-peta tersebut, misteri pulau Jawa Besar mulai terungkap.

Jawa Besar Adalah Sunda

Seorang penyair besar Portugis di abad 16, yaitu Luis de Camoes, membuat syair tentang Jawa Besar yang sangat terkenal di masa itu. Ia mengatakan : Olha a Sunda, tao larger, que huma banda. Esconde pare o Sul difficultuoso. Artinya: Lihatlah Sunda, sangat besar hingga keluasannya tak bertepi. Ia memanjang ke selatan dengan sangat gagah.

Term Sunda saat itu merupakan nama lain dari Java atau Jawa.

Dalam peta yang dibuat oleh Brouscon, sangat terlihat bahwa benua Jawa memanjang hingga ke wilayah Antartika. Pada peta tersebut juga terlihat bahwa Jawa Kecil dengan Jawa Besar hanya terpisah oleh selat kecil.

Jawa Besar Sangat Maju

Dalam peta yang digambarkan oleh Giuliamme Le Testu di tahun 1550, diperlihatkan bahwa Jawa Kecil dan Jawa Besar mempunyai peradaban yang sangat hebat dan maju. Hal ini bisa dilihat juga dalam catatan-catatan para penjelajah.

Misteri Sunda Besar Dan Jawa Besar Terungkap, Ternyata Faktanya Seperti Ini... - Java La Grande
Dok. Istimewa: Java La Grande.

Diterangkan bahwa saat itu Jawa Besar sudah masuk ke era industrialisasi. Dalam ilustrasinya, penduduk Jawa Besar dibuat mirip dengan raja-raja mereka. Padahal biasanya, ilustrator kolonialis akan menggambar negeri lain sebagai wilayah yang primitif.

Di pertengahan abad 16, Dieppe yang berasal dari Perancis juga membuat peta mengenai Jawa Besar. Bahkan pangeran Dauphin dan Vallard juga membuat peta tersebut. Satu hal yang sangat pasti adalah Jawa Besar bukanlah benua Australia yang kita kenal saat ini.

Sebab, dalam peta tersebut disebutkan bahwa Cilacap berada dalam wilayah Jawa Besar. Seluruh peta beserta ilustrasinya menunjukkan bahwa pada masa tersebut sudah ada peradaban yang sangat maju di sana.

Benua Beriklim Lengkap

Dalam peta dan ilustrasi close-up Java La Grande yang dibuat oleh Vallard, diperlihatkan bahwa penduduknya sudah sangat beradab dan sangat maju. Seluruh penduduknya sudah berpakaian.

Dalam penggambarannya, semakin ke wilayah selatan, atau mendekati Antartika, maka pakaian yang digunakan penduduk semakin tebal. Sedangkan semakin ke wilayah khatulistiwa, pakaian yang digunakan semakin tipis.

Hal tersebut sangat wajar karena suhu di Jawa Besar lebih dingin bila dibandingkan dengan suhu di Jawa Kecil.

Selain itu, dalam bukunya, Di Bawah Bendera Revolusi, Bung Karno pernah menyatakan tentang Jawa Besar dan Jawa Kecil. Jadi sudah selayaknya kita sebagai anak dan penerus bangsa ini untuk menggali lagi informasi tentang hal tersebut.


EmoticonEmoticon