Bagi para penggila Atlantis, pasti rujukan utamanya adalah Plato.
Filsuf ini memang pernah menyatakan tentang sebuah pulau atau benua yang sangat
melegenda. Benua itu bernama Atlantis.
Plato tidak melihat secara langsung benua legendaris itu. Ia
mendapatkan informasi tentang Atlantis dari naskah kuno yang diberikan oleh
kakeknya, yang bernama Critias. Ternyata kakek Plato ini pun mendapatkan naskah
kuno tersebut dari ayahnya, yang bernama Dropides.
Setelah ditelusuri, sejatinya naskah kuno tersebut merupakan
salinan dari prasasti Mesir kuno yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa
Yunani oleh Solon. Kemudian, Solon memberikan naskah tersebut kepada Dropides.
Naskah yang sudah diterjemahkan inilah yang nantinya dibaca oleh Plato.
Satu gambaran yang paling menarik dari Plato mengenai Atlantis
adalah benua tersebut tenggelam ke dalam samudera dalam waktu sehari semalam.
Ini merupakan petunjuk yang sangat penting. Sayangnya, banyak peneliti sering
melewatkan petunjuk ini dan hanya menganggapnya sebagai kiasan.
Satu paradigma yang harus disepakati sebelum membahas kemunculan kembali Atlantis setelah 500 tahun adalah bahwa teknologi zaman dulu sudah
sangat canggih dan maju.
Paradigma ini terbukti saat Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami
gempa bumi tektonik sebesar 5,9 SR. Dengan runtuhnya beberapa bagian candi
Prambanan, baru diketahui bahwa candi-candi tersebut dibangun dengan
menggunakan konsep, metode, dan desain fraktal. Padahal teori fraktal saja baru
ditemukan pada tahun 1995.
Dok. Istimewa: Stonhenge, bukti bahwa peradaban kuno sudah sangat maju. |
Dengan paradigma ini, maka pertanyaan selanjutnya adalah apakah
Atlantis menenggelamkan diri? Jika ya, bagaimana caranya? Apakah peradaban
tersebut masih ada tetapi tidak mau terlihat? Kenapa tidak ingin terlihat?
Pertanyaan tersebut muncul karena dalam naskah kuno serta dialog
Plato disebutkan bahwa Atlantis merupakan sebuah benua dimana penduduknya
memiliki peradaban yang sangat maju. Bila menggunakan istilah saat ini, maka bisa
dikatakan bahwa Atlantis merupakan sebuah benua megapolitan.
Posisi Benua
Atlantis
Banyak pakar yang menyatakan bahwa Atlantis berada di samudera
Atlantik, tepatnya di segitiga bermuda. Tetapi pendapat ini mendapat banyak
penolakan, sebab secara geografis benua Amerika, Afrika, dan Eropa dapat
disatukan sebagai pangea. Oleh sebab itu, tidak mungkin ada benua diantara
benua-benua tersebut.
Bila menggunakan pendekatan antropologi sosial, maka bisa dilihat
bahwa kebudayaan di benua Amerika dan Afrika memiliki banyak kesamaan, begitu
juga dengan struktur bangunannya.
Dok.Istimewa: Perkiraan lokasi Atlantis. |
Lalu, banyak juga yang menyebutkan bahwa letak benua Atlantis ada
di wilayah samudera pasifik selatan. Pendapat ini juga mendapat banyak
pertentangan. Sebab bila menggunakan teori padang pasir, maka wilayah Australia
dulunya bergabung dengan Amerika. Sehingga tidak mungkin ada benua di wilayah
tersebut.
Untuk wilayah samudera pasifik utara juga tidak mungkin. Karena
dalam naskah kuno yang dibaca Plato disebutkan bahwa wilayah tersebut bisa menyebabkan
bencana katastropik. Jadi, samudera pasifik utara pasti bukan benua atlantis.
Satu pendapat yang sangat terkenal dari Profesor Arysio Nunes dos
Santos menyebutkan bahwa Atlantis berada di Indonesia. Boleh dikatakan bahwa
pendapat ini hampir mendekati kebenaran. Sayangnya, sangat tidak mungkin jika
benua Atlantis menjadi kepulauan Indonesia.
Oleh sebab itu, dari pendapat beberapa pakar di atas bisa diambil
kesimpulan bahwa benua Atlantis berada di samudera Hindia.
Mitos Jawa Dan
Sains Berpadu
Dok. Istimewa: Ratu Kidul atau Ratu Atlantis |
Dalam legenda Jawa, dikenal sosok seorang perempuan yang sangat berkuasa. Beliau menjabat sebagai seorang ratu. Beliau mendapat julukan sebagai Ratu Kidul, karena dipercaya kratonnya berada di selatan pulau Jawa atau samudera Hindia.
Di Yogyakarta, ada Kraton Taman Sari yang mempunyai terowongan
panjang. Berdasarkan cerita kuno, terowongan ini berfungsi untuk menghubungkan
Kraton Mataram dengan Kraton Laut Selatan, dan merupakan tempat bertemu
Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul.
Tempat tersebut membuktikan bahwa Ratu Kidul bukanlah sosok ghaib
seperti yang disangka selama ini. Sebab, sosok ghaib tidak memerlukan
terowongan untuk berhubungan dengan manusia di Nuswantara.
Penjelasan yang paling masuk akal adalah Kraton Laut Selatan atau
benua Atlantis memiliki teknologi yang sangat maju, sehingga mengkamuflase
benua dan penduduknya sehingga menyerupai ghaib. Peradaban Atlantis sangat maju
dan canggih, sehingga belum diketemukan sampai hari ini meskipun teknologi saat
ini sudah dikatakan modern.
EmoticonEmoticon