Sangat tak disangka dan dikira, ternyata orang dari benua Eropa yang pertama kali mengunjungi Jawa adalah seorang pastor. Sayangnya, catatan kesaksian pastor ini tentang Jawa tidak pernah dimasukkan ke dalam buku sejarah atau menjadi referensi bagi sejarawan.
Pastor itu bernama Odorico Mattiuzzi. Rekam jejaknya dalam tulisan sudah tidak perlu diragukan. Sebab, sebelum menulis kesaksian tentang Jawa, ia sudah banyak berkarya, baik secara religi maupun kesusastraan.
Pada mulanya pastor ini berniat untuk menjelajahi dunia dan mengunjungi wilayah timur jauh. Di setiap wilayah, ia selalu menyempatkan diri dan waktu untuk singgah di tempat tersebut. Sehingga ia bisa mengenal kebudayaan dan peradaban, serta karakteristik penduduk wilayah yang ia singgahi.
Pastor yang bernama Odorico Mattiuzzi ini berkunjung ke pulau Jawa pada tahun 1322. Saat itu kerajaan yang menjadi pemimpin dari Imperium Nuswantara adalah Wilwatika, atau lebih dikenal dengan nama Majapahit.
Odorico ini dipersilahkan berkunjung dan bertamu di salah satu istana Wilwatikta. Dalam catatan kesaksiannya ia menulis: “... ada sebuah benua yang sangat besar, namanya Jawa,... Maha Raja di benua ini mempunyai banyak istana yang sangat mengagumkan. Karena saking besarnya, anak tangga atau undak-undaknya pun besar, luas, dan tinggi. Bahkan, anak-anak tangganya diselang-seling dengan emas dan perak.
Bahkan, jalanan atau trotoar di istana disusun menggunakan satu ubin emas dan satu ubin perak yang berselang seling. Demikian juga dengan dinding istananya, berlapis emas. Di bagian luarnya banyak ukiran-ukiran kesatria-kesatria dari emas. Banyak dari kepala patung kesatria tersebut dikelilingi lingkaran-lingkaran emas, seperti orang-orang suci (santo).
Sangat menakjubkan, karena seluruh lingkaran-lingkaran tersebut ditaburi permata. Selain itu, langit-langit istana dibuat dari emas murni. Singkatnya tempat ini lebih kaya dan lebih mewah daripada tempat manapun di dunia saat ini.”
Entah mengapa, kesaksian dari pastor tersebut tidak pernah dipakai oleh sejarawan dari Barat. Bahkan orang Nuswantara saat ini (Indonesia), mungkin tidak percaya dengan catatan tersebut. Tetapi fakta dan kenyataannya, banyak sekali catatan atau kesaksian sejenis yang menyatakan bahwa Jawa adalah sebuah benua, dan Wilwatikta merupakan kerajaan yang sangat dahsyat nan luar biasa. Sangat kaya dan sangat jaya.
Tidak hanya oleh Barat, tetapi sejarah ini juga ditutupi oleh orang Timur Tengah.
Sebagai tempat yang sangat strategis dan kaya, tentu saja wilayah ini menjadi incaran bangsa lain. Oleh karena itu serpihan-serpihan sejarah tentang Nuswantara yang agung ini sering disembunyikan. Oleh orang Eropa maupun orang Arab.
Sebab, Eropa (Eroba) maupun Arab itu sama saja, karena akar katanya sama.
Selain catatan di atas, dalam kesaksiannya, pastor Odorico Mattiuzzi juga menulis demikian: “... Maha Raja mempunyai bawahan tujuh raja bermahkota. Benuanya berpenduduk sangat banyak. Pulau-pulaunya pun banyak, merupakan pulau terbaik yang pernah ada.
Di setiap pulaunya memiliki istana yang luar biasa mengagumkan karena sangat besar dan mewah. Di setiap tangga dan ruangannya berlapis emas dan perak. Bahkan langit-langit serta atapnya pun bersepuh emas. Saat ini, seorang (Cina) Mongol, yang menjuluki dirinya sebagai Khan Yang Agung beberapa kali berperang melawan kerajaan ini. Akan tetapi, ia selalu gagal dan Maha Raja selalu berhasil mengalahkannya”.
Pastor itu bernama Odorico Mattiuzzi. Rekam jejaknya dalam tulisan sudah tidak perlu diragukan. Sebab, sebelum menulis kesaksian tentang Jawa, ia sudah banyak berkarya, baik secara religi maupun kesusastraan.
Pada mulanya pastor ini berniat untuk menjelajahi dunia dan mengunjungi wilayah timur jauh. Di setiap wilayah, ia selalu menyempatkan diri dan waktu untuk singgah di tempat tersebut. Sehingga ia bisa mengenal kebudayaan dan peradaban, serta karakteristik penduduk wilayah yang ia singgahi.
Wilwatika Majapahit
Pastor yang bernama Odorico Mattiuzzi ini berkunjung ke pulau Jawa pada tahun 1322. Saat itu kerajaan yang menjadi pemimpin dari Imperium Nuswantara adalah Wilwatika, atau lebih dikenal dengan nama Majapahit.
Odorico ini dipersilahkan berkunjung dan bertamu di salah satu istana Wilwatikta. Dalam catatan kesaksiannya ia menulis: “... ada sebuah benua yang sangat besar, namanya Jawa,... Maha Raja di benua ini mempunyai banyak istana yang sangat mengagumkan. Karena saking besarnya, anak tangga atau undak-undaknya pun besar, luas, dan tinggi. Bahkan, anak-anak tangganya diselang-seling dengan emas dan perak.
Bahkan, jalanan atau trotoar di istana disusun menggunakan satu ubin emas dan satu ubin perak yang berselang seling. Demikian juga dengan dinding istananya, berlapis emas. Di bagian luarnya banyak ukiran-ukiran kesatria-kesatria dari emas. Banyak dari kepala patung kesatria tersebut dikelilingi lingkaran-lingkaran emas, seperti orang-orang suci (santo).
Sangat menakjubkan, karena seluruh lingkaran-lingkaran tersebut ditaburi permata. Selain itu, langit-langit istana dibuat dari emas murni. Singkatnya tempat ini lebih kaya dan lebih mewah daripada tempat manapun di dunia saat ini.”
Sejarah Yang Disembunyikan
Entah mengapa, kesaksian dari pastor tersebut tidak pernah dipakai oleh sejarawan dari Barat. Bahkan orang Nuswantara saat ini (Indonesia), mungkin tidak percaya dengan catatan tersebut. Tetapi fakta dan kenyataannya, banyak sekali catatan atau kesaksian sejenis yang menyatakan bahwa Jawa adalah sebuah benua, dan Wilwatikta merupakan kerajaan yang sangat dahsyat nan luar biasa. Sangat kaya dan sangat jaya.
Tidak hanya oleh Barat, tetapi sejarah ini juga ditutupi oleh orang Timur Tengah.
Sebagai tempat yang sangat strategis dan kaya, tentu saja wilayah ini menjadi incaran bangsa lain. Oleh karena itu serpihan-serpihan sejarah tentang Nuswantara yang agung ini sering disembunyikan. Oleh orang Eropa maupun orang Arab.
Sebab, Eropa (Eroba) maupun Arab itu sama saja, karena akar katanya sama.
Kesaksian Odorico
Selain catatan di atas, dalam kesaksiannya, pastor Odorico Mattiuzzi juga menulis demikian: “... Maha Raja mempunyai bawahan tujuh raja bermahkota. Benuanya berpenduduk sangat banyak. Pulau-pulaunya pun banyak, merupakan pulau terbaik yang pernah ada.
Di setiap pulaunya memiliki istana yang luar biasa mengagumkan karena sangat besar dan mewah. Di setiap tangga dan ruangannya berlapis emas dan perak. Bahkan langit-langit serta atapnya pun bersepuh emas. Saat ini, seorang (Cina) Mongol, yang menjuluki dirinya sebagai Khan Yang Agung beberapa kali berperang melawan kerajaan ini. Akan tetapi, ia selalu gagal dan Maha Raja selalu berhasil mengalahkannya”.