Hampir dua dekade ini perkembangan film Tiongkok, lebih
tepatnya Hong Kong, mengalami perkembangan dan kemajuan yang pesat. Apalagi
untuk genre komedi. Sejak munculnya Shaolin Soccer pada tahun 2001, film-film
komedi di wilayah tersebut terus tumbuh.
Film Soccer Killer ini memang mirip dengan film Shaolin
Soccer besutan Stephen Chow, yaitu menggabungkan seni bela diri dengan sepak bola Tetapi ada yang berbeda dalam film ini, terutama dalam latar belakang
tempat dan waktunya. Alurnya pun sangat menarik untuk diikuti.
Film ini merupakan jenis film komedi kolosal yang
disutradarai oleh Jeffrey Lau. Film ini juga melibatkan aktris dan aktor
terkenal seperti Patrick Tam, Charlene Choi, He Jiong, Gillian Chung, dan Joey
Young.
Tantangan Sepak Bola
Dok. Istimewa: Sun Go Kong & Delapan Dewa. |
Permulaan film diawali dengan penghancuran sebuah kerajaan
oleh beberapa tokoh Avenger, yang merupakan tim sepak bola sekaligus prajurit
Mongolia. Di lain tempat, tepatnya kerajaan Dinasti Song, surat tantangan untuk
laga sepak bola dilayangkan. Kerajaan ini ditantang untuk bermain sepak bola
melawan tim dari Mongolia (Avengers).
Taruhan dari pertandingan tersebut adalah menyerahkan tanah,
kekuasaan, dan rakyat. Tetapi karena Kaisar Song sangat mencintai bangsanya,
maka akhirnya pun ia menerima tantangan tersebut. Daripada memilih prajurit dan
rakyat untuk berperang, ia lebih memilih untuk mencari tim sepak bolanya.
Diceritakan bahwa putri Kaisar Song, Chang Ping, berkelana
keluar istana dan mencari tim sepak bolanya sendiri untuk melawan Mongol. Dalam
perjalanannya ia menemukan beberapa orang dari delapan perguruan bela diri
terbesar di kerajaan tersebut, yang bersedia menjadi tim sepak bola kekaisaran.
Di akhir kisah, muncul para leluhur yang sudah menjadi dewa,
yaitu 8 Dewa beserta Sun Go Kong, sang Buddha Perang, membantu rakyat dan Kaisar
Song melawan tim sepak bola Mongolia.
Sisi Lain Soccer Killer
Dok. Istimewa: Senjata Dewa. |
Secara keseluruhan, hanya ada dua hal keren dan bagus yang
bisa ditemukan di film ini. Dua hal itu adalah film ini mengajak para leluhur
dan dewa bermain sepak bola bersama mereka, serta film ini tidak mencoba
menjadi sesuatu yang lain. Film ini adalah komedi.
Film ini berusaha keras untuk melakukan lelucon ala Stephen
Chow. Bahkan beberapa pemain Shaolin Soccer pun digaetnya. Tetapi, meskipun
aktor dan aktrisnya keren, film ini gagal untuk menyamai Stephen Chow.
Dari sisi artistik pun sangat buruk. Para penonton pasti akan
sepakat dengan hal ini jika melihat bagaimana bentuk fisik serta visual tim
Mongolia (Avengers). Sungguh make up dan artistik yang sangat buruk.
Walaupun ini merupakan film komedi, tetapi bagaimana mungkin
film ini lolos dari pelanggaran hak cipta dengan menyalin tokoh super hero dari
X-Men dan Avengers. Bahkan membuatnya lebih buruk.
Film ini pantas mengalahkan “Dunkirk” besutan Nolan. Bahkan,
“Azrax” besutan Aa Gatot pun tidak ada apa-apanya. Apalagi “Rafathar” produksi
Raffi Ahmad yang digadang-gadang akan jadi penerus “Azrax”. Film ini pantas
menyandang predikat sebagai pembunuh sel otak terbaik tahun ini.
Selain itu, perlu diketahui juga bahwa pembuatan film ini
selesai pada bulan Mei 2014, dan baru dirilis pada Juli 2017.